Manfaatkan Sampah Bangun Sarana Sekolah.
LOMBOK TIMUR - Permasalahan sampah memang menjadi masalah serius, yang harus segera dicarikan solusi. Sifatnya yang sulit terurai telah banyak mengganggu sendi kehidupan setiap mahluk hidup.
Berbeda halnya dengan yang dilakukan oleh Husniati yang sebagai salah seorang tenaga pendidik di Dusun Orong Gerisak Desa Tetabatu Kecamatan Sikur Lombok Timur. Dari tangan kreatif dan fikiran inovatifnya telah berhasil memanfaatkan sampah untuk membangun sarana sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Dikatakannya, pembangunan sekolah yang berbahan sampah tersebut telah menghabiskan 2 ribuan sampah dari botol plastik yang dijadikannya ekobric, dan dimanfaatkannya sebagai pengganti batu bata dan Dari aksinya itu, Ia membutuhkan banyak botol plastik sehingga kini pihaknya tengah fokus dalam proses pengumpulan botol yang akan diolahnya menjadi ekobric.
Adapun Botol plastik yang telah dikumpulkannya sampai saat ini sebanyak 5 ribuan sementara 2 ribu botol tersebut sudah digunakan membangun sarana sekolah.
Dalam mengolah sampah menjadi Ekobric Ia telah melakukan kerjasama dengan wali murid dan masyarakat sekitar. Dan dalam persatu botol pihaknya berani membeli dengan harga 4 ribu namun kalau botol tersebut disiapkannya maka pihaknya akan membayar dengan harga 3 ribu.
Inovasi tersebut dilakukannya sebagai salah satu upaya dalam mendukung program Zero Waste milik pemerintah NTB. Dan dalam perbulan targetnya pengurangan sampah diyakininya bisa mencapai 1 kwintal yang akan dibuatnya menjadi ekobric.
Sebelum diolah lanjut Hus, sampah tersebut terlebih dahulu Ia bersihkan dengan proses pengguntingan berukuran kecil kemudian dimasukkan dalam botol. Ia mengaku kegiatan itu ternyata berefek positif pada anak didik dan masyarakat sekitarnya. Sebab, terbukti dengan hal itu, tingkat kepeduli masyarakat pada Sampang menjadi ada.
Selain sampah bisa sedikit tercover pihaknya juga telah memberikan pembelajaran karakter terhadap anak didiknya agar selalu mendisiplinkan diri terhadap pembuangan sampah yang dapat diterapkan dilingkungan sekolah maupun keluarganya, dan secara umum dengan inovasi itu, masyarakat telah didorong untuk berupaya meminimalisir sampah dengan memasukkan sampah ke botol plastik.
Namun berhubung munculnya wabah covid-19 berdampak pada kunjungan wisatawan kedesa tersebut bahkan tidak ada dan untuk mendapatkan botolpun Ia merasa kesulitan. Anggaran Dana dalam pembuatan sarana pendidikan ini, didapatkannya dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berasal dari luar negri dengan jumlah sekitar 1000 Yen. Dari anggaran tersebutlah Ia kemudian mendesai bangunan sekolahnya dengan konsef ramah terhadap lingkungan dan memanfaatkan sumberdaya sekitar.
Upaya meminimalisir sampah dimasyarakat dinilainya sangat tepat sebab sampah-sampah yang digunakannya bisa bertahan sampai ratusan bahkan ribuan tahun.
“Kami akan tetap berbuat untuk meminimalisir sampah sebab sangat berdampak pada generasi yang akan datang,”tutup Husniati Kepala Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Dusun Orong Gerisak Desa Tetabatu Kecamatan Sikur Lombok Timur. (np).
Post a Comment