Warga Terara Pertanyakan Keseriusan BPSD Dalam Mengelola Sampah.
Inilah Lokasi Pengelolaan sampah dari BPSD Terara Lombok Timur.LOMBOK TIMUR NTB Nusrapost.com - Persoalan sampah sepertinya menjadi pekerjaan rumah yang masih belum bisa diatasi. Walau pemerintah telah menggelontorkan anggaran yang bisa dibilang cukup besar, namun kenyataan dilapangan masih banyak para lembaga atau organisasi, khusunya ditataran desa tidak serius dalam mengelola dan menjalankan kepercayaan tersebut, sehingga mengakibatkan sampah yang semestinya dikelola menjadi tidak terurus.
Sama halnya dengan keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang dikelola oleh sebuah lembaga yang bernama Badan Pengelolaan Sampah Desa Terara (BPSDT) Kecamatan Terara Lombok Timur. Karena keberadaan sampah yang sudah tertumpuk itu, wargapun menilai lembaga yang telah dibentuk tidak serius dalam menjalankan amanahnya.
Dari informasi yang ada keberadaan Tempat sampah itu, diduga telah banyak menelan anggaran yang bersumber dari Dana Desa bahkan pihak ketiga yang diambilnya dari pungutan pada warga. Buntut dari itu wargapun mempertanyakannya. Sebab keberadaannyapun, telah meresahkan warga sekitar yang tidak jauh dari areal pemukiman tersebut.
Keresahan itu muncul lantaran sampah yang tertumpuk itu, telah mengeluarkan bau busuk yang tentunya tidak baik bagi kesehatan.
"Banyak sampah menumpuk, mengeluarkan bau yang tidak sedap, menyengat, dan justru ini tidak baik bagi kesehatan, terlebih ditengah kondisi covid-19,"ujar seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya Jum'at (5/2).
Sampah yang tertumpuk dan bau itu, diperkirakan nya telah tidak terkelola sejak beberapa tahun terakhir dan kini, tumpukan sampah itu terus menggunung dan nyaris memenuhi areal yang luasnya sekitar beberapa Are itu. Oleh sebab itu, Ia berharap agar pemerintah desa atau lembaga yang menanganinya agar bisa menyikapi persoalan ini dengan bijak. Sebab, apabila di biarkan terlalu lama, kami khawatir akan berimbas buruk pada kesehatan dan lingkungan akan menjadi tercemar.
"Kita sangat tidak nyaman, terlebih lokasinya tepat di pinggir jalan, dan saya yakin masyarakat pengguna jalan yang berasal dari luar desapun akan merasa terganggu," ungkapnya.
Hal yang sama juga dilontarkan oleh Seorang Warga berinisial JN. Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai buruh serabutan itu, menilai pemerintah desa yang telah memberikan kepercayaan pada lembaga itu tidak tegas dalam mengawasinya. Bahkan terkesan tutup mata dalam persoalan ini, padahal sampai saat ini, Ia selaku masyarakat tidak pernah tahu berapa anggaran yang telah digelontorkan pada Badan Pengelola Sampah Desa Terara baik yang bersumber dari desa maupun lainnya.
"Lama-lama kalau terus dibiarkan seperti ini, rasa kepercayaan pada pemdes akan hilang.
Kami harap pemdes memanggil para pengelolanya dan segera menanggulangi persoalan ini, sebelum terlambat dan semakin berdampak lebih buruk bagi Warga," tutupnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Badan Pengelola Sampah Desa Terara (BPSDT) Sofyan saat dikonfirmasi lewat media sosial Whatsapp mengakui bahwa tempat pengelolaan sampah itu kurang diperhatikan karena disebabkan tungku pembakaran yang dimiliki rusak sehingga pengelolanya tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.
"Memang beberapa hari terakhir ini kurang terurus karna tungku pembakaran tidak berfungsi akibat rusak. Saya sampaikan juga masalah ini ke PemDes biar pemdes ikut turun tangan,"singkatnya.
Mengenai lama pengelolaan lanjut Sofyan telah dijalankannya sejak 2016 silam namun baru pada tahun 2019 pihaknya mengelola anggaran yang bersumber, hanya dari iuran warga, dengan pendapatan perbulannya sekitar 2 juta. Kemudian pada tahun 2020 kemarin jelasnya, hanya diberikan anggaran 18 juta, sedangkan kebutuhan pertahun agar bisa optimal yakni berkisaran antara 60 juta.
"Yang 60 ini, Termasuk gaji karyawan, biaya operasional kendaraan angkut,dll,"tutupnya.
Sampai berita ini di muat Pemdes setempat belum bisa memberikan informasi. (np)
Post a Comment