Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.! Tak Terima Diputusin, Oknum Mahasiswa Aniaya Mantan Pacaranya Sampai Muntah Darah
ilustrasi |
Lombok Timur Nusrapost.com -- Seperti kisah asmara yang bertepuk sebelah tangan. Seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi kesehatan ternama di Kota
Mataram diduga dianiaya oleh mantan pacarnya. Penganiayaan yang dialaminya lantaran ia (Korban) telah memutuskan hubungan
dengan mantan pacarnya itu. Namun karena mantannya tidak terima diputusin, akhirnya
ia (Korban) dianiaya sampai muntah darah dan sempat dibawa ke rumah sakit Umum
Provinsi NTB untuk mendapatkan pengobatan.
Salah satu keluarga korban sebut saja namanya Bagus (nama samara) mengatakan,
mantan pacar dari korban melakukan penganiayaan terhadap korban di kos
temannya. Bahkan saat peristiwa itu terjadi, si mantan pacar korban ini
melakukannya sembari video call (panggilan video) dengan temannya agar
perbuatan bejadnya tersebut bisa disaksikan.
"Ketika malam kejadian penganiayaan, beberapa saksi yang berada di lokasi
menceritakan, tentang pelaku yang tidak terima diputusin dan akhirnya melakukan
penganiayaan. Parahnya lagi, pelaku memamerkan aksinya tersebut kepada teman
korban" ucapnya Jum’at (09/06/2023).
Setelah dilakukan pemeriksaan mendalam kata Bagus, memang tidak ada luka dibagian
dalam hanya saja luka lebam, masih nampak dipipi dan leher korban bahkan korban
sempat muntah darah.
"Saat ini korban dirawat dirumah yang berlokasi di Desa Gelora Kecamatan
Sukur, Korban juga sudah membaik namun bekas luka penganiayaan masih ada,"
terangnya.
Keluarga korban sampai saat ini belum melaporkan kejadian tersebut ke pihak
berwajib dan masih menunggu itikad baik dari keluarga korban agar secepat
mungkin diselesaikan secara kekeluargaan.
Akan tetapi sampai kini, Pihak keluarga pelaku belum menemui korban, jika tidak
ada kejelasan maka pihanya akan melaporkan kejadian tersebut kepihak berwajib.
"Kami masih menunggu itikad baik dari keluarga pelaku, sampai sekarang
keluarga pelaku belum mengunjungi korban,”ujarnya.
Disisi lain, mengatakan, keluarga khawatir korban dipersulit di kampusnya
apabila dilaporkan, mengingat keluarga pelaku diketahui merupakan orang
berpengaruh di dunia kesehatan.
"Rasa ketakutan kedepannya nanti, korban akan dipersulit di Kampusnya,
karena keluarga pelaku banyak bergelut di bidang kesehatan,"paparnya penuh
kecemasan.
Keluarga korban juga meminta tindakan dari Kampus, mengingat di Lokasi kejadian
terdapat salah satu Dosen yang tinggal, kabarnya juga pihak Dosen yang membawa
korban ke rumah sakit.
"Kebetulan pihak Dosen tahu kasus ini, mungkin juga sudah diketahui
Kampus, untuk itu kita tunggu tindakan dari kampus,"pungkasnya penuh
harap.(*)
Post a Comment